Beranda | Artikel
Syafaat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam Pada Hari Kiamat
Kamis, 11 April 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan

Syafaat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hari kiamat merupakan rekaman kajian Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Syarah Aqidah Thahawiyah karya Imam Ath-Thahawi Rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 17 Jumadal Akhirah 1440 H / 22 Februari 2019 M.

Status Program Kajian Kitab Syarah Aqidah Thahawiyah

Status program Kajian Syarah Aqidah Thahawiyah: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Jum`at pagi, pukul 06:00 - 07:30 WIB.

Download kajian sebelumnya: Telaga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Kajian Tentang Syafaat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hari kiamat – Syarah Aqidah Thahawiyah

Pada kesempatan yang mulia ini kita akan membahas pembahasan yang berkaitan dengan syafaat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hari kiamat kelak. Dan syafaat yang disimpan atau ditabungkan untuk umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah benar sebagaimana diriwayatkan dalam hadits-hadits yang datang dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Perkataan Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi ini menjelaskan salah satu dari aqidah atau perkara yang akan terjadi pada hari kiamat dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan NabiNya untuk memberikan syafaat kepada ada umatnya secara khusus dan umat manusia secara umum sebagaimana yang akan kita jelaskan.

Syafaat secara bahasa artinya adalah genap, lawan dari tunggal. Kenapa dinamakan syafaat? Karena yang memohon atau yang menginginkan sesuatu memohon kepada seseorang, kemudian orang tersebut mengangkatkan hajat dan permohonannya, maka dinamakan syafaat. Dan yang dimaksud dengan syafaat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa Nabi memohon kepada Subhanahu wa Ta’ala agar memberikan kemuliaan, agar menyegerakan pengadilan pada Yaumul Mahsyar pada hari kiamat kelak, sehingga umat manusia berbondong-bondong datang kepada para Nabi kemudian terakhir datang kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian Nabi datang bersujud seraya memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian memohon kepada Allah agar Allah menyegerakan pengadilan terhadap mereka.

Oleh karena itu para ulama menyebutkan syafaat itu adalah do’a Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hari kiamat kelak untuk umatnya dan termasuk juga untuk manusia yang lain. Hal ini adalah suatu kebenaran yang telah jelas dalilnya didalam hadits-hadits yang shahih. Bahwa syafaat pada hakikatnya adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.

قُل لِّلَّـهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا

Katakanlah: “Hanya kepunyaan Allah syafa’at itu semuanya.” (QS. Ar-Ra’d[39]: 44)

Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan seseorang yang dipilih oleh Allah, yang dikehendaki oleh Allah, untuk diizinkan memberikan syafaat dan memuliakan orang yang diberi syafaat dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maksud perkataan Imam Abu Ja’far Ath-Thahawi bahwa syafaat yang disimpan atau yang ditunda bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah benar. Ini sesuai dengan hadits yang menjelaskan bahwa Nabi atau setiap Nabi itu memiliki do’a yang dikabulkan oleh Allah. Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengkhususkan do’a ini untuk hari akhirat.

Dalam hadits yang shahih, Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan:

لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ يَدْعُوهَا فَأُرِيدُ أَنْ أَخْتَبِئَ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Setiap Nabi memiliki do’a yang dia panjatkan, maka aku berkeinginan untuk menyimpan do’aku sebagai syafa’at bagi umatku.” (HR. Muslim)

Jadi Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengkhususkan do’a beliau. Beliau tidak memohon kepada Allah di dunia ini, tapi ditunda nanti sampai hari kiamat sebagai syafaat bagi umat beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Permasalahan syafa’at ini sungguh telah dijelaskan didalam hadits-hadits yang shahih bahwa syafaat yang akan Allah berikan kepada Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam secara umum terbagi dua syafaat yang khusus bagi beliau dan syafaat yang Allah berikan kepada Nabi-Nabi yang lain.

Adapun syafaat yang Allah khususkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada NabiNya, diantaranya adalah syafaat untuk umat beliau pelaku dosa yang telah masuk neraka disebabkan dosanya. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memohon kepada Allah agar Allah mengeluarkan mereka dari neraka. Itu diantaranya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di Padang Mahsyar tatkala manusia dikumpulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian mereka berada dalam kondisi yang begitu genting sekali, kondisi yang begitu dahsyat, kita tidak bisa membayangkan bagaimana matahari begitu dekat seukuran 1 mil atau 2 mil kemudian bagaimana kondisi manusia yang ketika di Padang Mahsyar tidak mempunyai naungan, kemudian bagaimana manusia dikumpulkan dalam kondisi tidak berbaju tidak bersandal seperti mereka ketika diciptakan dan dilahirkan pertama kali ke permukaan bumi.

Manusia ingin disegerakan pengadilan Allah yang Maha Adil, ingin disegerakan hisab. Maka sungguh manusia mencari siapa yang akan bisa dijadikan sebagai perantara untuk memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini dikenal dengan syafaatul udzma.

Maka manusia pada hari tersebut datang kepada Adam ‘Alaihissalam memohon agar Adam berdo’a memohon kepada Allah untuk menyegerakan pengadilan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi Adam ‘Alaihissalam tidak bisa melakukan hal itu. Beliau menyebutkan alasannya karena beliau pernah melakukan dosa yang Allah murka dengan dosa tersebut. Tapi Allah telah menerima taubatnya.

Kemudian beliau memerintahkan untuk pergi ke Nuh ‘Alaihissalam. Nabi Nuh juga menyampaikan alasannya, beliau juga tidak bisa memberikan hal itu. Mereka pergi kepada Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, begitu juga Nabi Ibrahim yang mengatakan bahwa beliau tidak bisa melakukan hal itu karena beliau pernah melakukan kesalahan yang membuat Allah marah kepada beliau. Beliau memerintahkan untuk pergi kepada Musa ‘Alaihissalam, maka mereka pergi ke Musa. Ternyata juga Musa mengatakan bahwa dia tidak bisa memberikan syafaat itu.

Kemudian Musa memerintahkan mereka untuk pergi kepada Isa ‘Alaihissalam. Beliau juga mengatakan bahwa beliau tidak bisa memberikan hal itu tapi dia tidak menyebutkan kesalahannya. Kemudian kata Isa ‘Alaihissalam, “Pergilah kalian menghadap Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”

Simak kisahnya pada menit ke – 14:22

Download MP3 Kajian Tentang Syafaat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada hari kiamat – Syarah Aqidah Thahawiyah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47004-syafaat-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam-pada-hari-kiamat/